Udah makan???

Rabu, 05 Oktober 2011

Kenapa PANDA?

awalnya ga pernah kepikiran akan berhubungan dengan PANDA... apa sich panda itu..?? iya, panda itu binatang yang dilindungi di RRC. 
 
"trus, hubungan dengan lo apa..??" 
 
pasti itu yg ada di pikiran lo yang baca.... 
yang pasti bukan karena gue pacaran sama panda. 
gubrak.....
Ga’ tau terinspirasi dari siapa, atau dari benda apa, gue ga’ pernah kepikiran di panggil panda. Mungkin karena perkembangan zaman, setiap orang yang menjalani jalinan kasih dalam bentuk pacaran selalu membuat nama panggilan bagi pasangannya masing-masing, maksudnya sich supaya terlihat romantis. Ada yang menggunakan Pipi dan Mimi, Papi dan Mami, Ayah dan Bunda, Aa dan teteh, bahkan Panda dan Bunda.
Nah, inilah istilah kesayangan yang gue dan pacar gue pake saat menjalin asmara.
Awalnya iseng doang.
“Kenapa harus panda?”
“Kenapa ga’ beruang?”
“Kenapa ga’ sapi?”
“Kenapa ga’ kebo?”
Beuh, sebutin aja semua isi taman Safari Indonesia. Biar sekalian promosi wisata Indonesia.
Ha…ha…ha…ha…ha…!!!
Begini Filosofinya….
Pada suatu hari, ketika kita sedang asik ngobrol. Tentunya gue dengan pacar gue donk. Ga’ mungkin gue dengan dosen gue.
GARING MODE : ON
“sayang, ntar mau liburan kemana?”
Gue basa basi memulai pembicaraan waktu itu. Seperti biasa, pake kata sayang biar romantis kaya di film-film.
Percakapanpun terjadi. Setelah ngobrol asik panjang lebar, akhirnya sampailah kita pada penghujung acara. Maaf apabila ada salah-salah kata. Kita akan jumpa lagi minggu depan dalam acara yang sama, tentunya bareng gue, panda.
Sebentar….sebentar….
Kenapa jadi kaya lagi nutup acara siaran?
Ngaco nih sutradaranya.
Balik lagi kepembahasan kita.
Akhirnya dia (pacar gue) mengankat topik pembicaraan ketika itu.
“gimana kalau kita bikin nama panggilan buat kita? Biar makin romantis.”
Hmn…sejenak gue berpikir. Boleh juga tuh. Ga' ada salahnya. Ide yang sangat brilian, seperti saat pertama Albert Einstein mengembangkan idenya membuat lampu listrik yang dapat kita gunakan sampai saat ini.
Setelah bergunjing dengan waktu, akhirnya secara bijaksana dan bertanggung jawab, kita memutuskan untuk menggunakan panggilan ayah dan bunda.
Awalnya enjoy aja dengan panggilan itu, ga’ ada masalah yang berarti seperti masalah kenaikan BBM yang membuat rakyat indonesia melaukan demo penolakan kenaikan BBM. Sampai suatu saat, dia menghancurkannya dengan ide gila yang dimilikinya.
“Aku manggil kamu PANDA aja yah?”
“Apa…..!!!!”
Gue sangat shock dibuatnya. Jantungku bedetak kencang kala itu. Keringat dingin menetes dari dahiku. Gigi dan tanganku bergetar tak terkendali. Seolah jepang kembali menjajah Indonesia.
Gue terdiam sejenak, seperti Vino G. bastian yang begitu perfect memerankan sosok Radit dalam film Radit Dan Jani.
“Kenapa dengan Panda?”
Gue mencoba memecahkan keheningan saat itu.
“Ha..ha…ha…ha…ha…!!
Dia tertawa terbahak-bahak seolah terbebas dari belenggu penjara bagi orang yang tertangkap nyolong ayam tetangga. Gue hanya bisa kembali terdiam mendengar dia terus tertawa, cengengesan, mulutnya mengangah, lidahnya seakan menari, membenamkan harapanku untuk berontak dan melawan dari keadaan ini.
“Begini sayang….”
Katanya berusaha menjelaskan ada apa dengan panda. Angan gue saat itu terus melayang, berbagai pertanyaan melintas dalam pikiran gue.
“apa karena gue gendut, jadi dia pikir gue kayak Panda yang di datangkan langsung dari China?”
Kayaknya ga’ mungkin deh mengingat berat gue kurang lebih hanya 50Kg.
“apa karena muka gue kayak panda?”
Ga’ mungkin juga tuh. Kan gue lumayan cakep dan lucu (Cuma gue yang ngomong gitu).
“trus….., apa donk.???”
“Tidaaaaaaaaaaaaaaak….!!!”
Gue ingin berontak dan melawan dari keadaan ini. Tapi apa daya, gue ga’ sanggup. Semua sendi-sendi yang ada dalam tubuh gue menjadi beku dan kaku dibuatnya.
“sayang, kan aku di panggil bunda. Jadi kamu di panggil panda aja yah?”
Cetusnya berusaha menenangkan jiwaku yang terus melawan.
Tapi, sebentar….!!! Apa hubungannya panda dengan bunda?
Pertanyaan itu terus melintas dalam pikiran gue. Serasa menggerogoti otak gue. Baik otak kanan maupun otak kiri.
“kan bapak pasangannya ibu. Jadi, Panda juga pasangannya bunda.” Jelasnya.
Secara matematis sistematis yang autis, begini rumusnya…..
L/P = L(Nda) . P(Nda)
-Love
= pa(Nda) . bu(Nda)
-Love
= Panda . Bunda
-Love
Love = Panda . Bunda
Kurang lebih begitu rumusnya. Gue yakin dosen Statistik gue juga akan bingung dengan rumus ini. Ternyata pacar gue sangat genius. IQnya pasti diatas rata-rata sehingga dapat membuat rumus yang begitu rumit ini.
Tujuh hari kemudian………
Setelah berpuasa di bulan ramadhan, akhirnya gue paham maksud panggilan panda buat gue.
Hari-hari gue dijalanin dengan panggilan panda dari sang kekasih. Awalnya agak canggung. Apalagi kalau mengingat rumus matematis sistematis yang autis, membuat gue seperti orang gila yang sekarang menjadi DPO RSJ (Daftar Pencarian Orang Rumah Sakit Jiwa).
Tapi ga’apa-apa. Sekarang gue udah terbiasa. Gue sadar, itu semua karena dia sayang ama gue. Sampai sekarang, panda terus mewarnai hari-hari gue.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar